#Pilgubsu2018: #PilkadaSerentak dan #AsianGames Peluang Usaha untuk UMKM

Agenda pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung di 171 daerah dan Asian Games akan menjadi potensi pasar yang menjanjikan. Bagi pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM. Bukan hanya produk-produk alat peraga kampanye, permintaan marchendise, hotel, dan alat tranportasi juga akan meningkat.

Demikian diungkapkan Wakil Ketua Kadin Bidang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Adi Sulisto, pada Bandung Year End Conference (BYE) di The Trans Luxury Hotel, Jln. Gatot Subroto, Bandung, Selasa 19 Desember 2017. Kedua agenda besar tersebut dipastikan akan mendorong lonjakan konsumsi masyarakat selain mendongkrak sektor belanja politik.

"Ini adalah momentum untuk mengangkat kewirausahaan nasional. Seperti diketahui, saat ini Indonesia masih kekurangan wirausaha. Jumlah wirausaha kita masih kalah dibandingkan negara tetangga," katanya.

Dalam memanfaatkan momentum tersebut, menurut dia, pelaku usaha, khususnya pemula, hatus kreatif dan inovatif dalam membuat produk. Mereka harus mampu menciptakan pasar dan bukan menjadi pengikut tren yang sudah ada.

"Misalnya buat produk alat peraga dan penunjang agenda politik yang unik. Jika misalnya biasanya alat peraga menggunakan banner atai spanduk, mungkin bisa ditawarkan alternatif dalam bentuk alat fungsional atau bentuk lain," ujarnya.

Momentum lain yang juga harus dimaksimalkan, menurut dia, adalah Asian Games. Agenda tersebut bisa menjadi etalase bagi produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) Indonesia di hadapan Asia.

Go digital
Sementara itu, Ketua Kadin Jabar, Agung Suryamal Sutisno mengatakan, ke depan UMKM harus semakin melek digital. Kreativitas dan inovasi, menurut dia, akan memberikan hasil maksimal tatkala ditunjang akses pasar yang luas.

"Tahun depan digitalisasi akan semakin kuat. Pelaku usaha jangan sampai tertinggal untuk segera mengadopsi ekonomi digital guna mendapatkan akses pasar tanpa batas waktu dan wilayah serta menjaga keberlanjutan usaha," katanya.

Hal serupa diungkapkan Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana, yang juga menjadi pembicara pada kegiatan tersebut. Menurut dia, ke depan digitalisasi ekonomi akan semakin kuat dan kondisi tersebut harus dimaksimalkan oleh seluruh pelaku usaha, termasuk UMKM.

"Tahun depan e-commerce akan semakin booming. Peralihan pola konsumsi dari offline ke online akan terus meningkat. Peningkatan tren serupa akan terjadi di sektor financial technology (fintech), walaupun pertumbuhannya tidak sepesat e-commerce," ujarnya.

Ia mengakui, nominal transaksi e-commerce di Indonesia memang masih kecil. Jumlah penduduk Indonesia yang sudah berbelanja online pun baru mencapai 10%-20% populasi. Namun, menurut Dimitri, pertumbuhannya sangat pesat.

"Pertumbuhan e-commerce di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan rata-rata global. Saat ini kontribusi e-commerce terhadap seluruh sektor perdagangan baru mencapai 2%-3%. Tahun depan akan naik menjadi 5%," tuturnya.

Potensi e-commerce di Indonesia tumbuh 39,6% per tahun. Tahun ini transaksinya diprediksi mencapai Rp 561,8 triliun dan diperkirakan akan menyentuh Rp 1.500 triliun pada 2020.

"Fenomena ini harus dimaksimalkan pelaku usaha dengan go digital. Sudah bukan saatnya lagi menjalankan usaha yang sepenuhnya offline. Tren ke depan adalah digitalisasi, ekonomi," ujarnya. (sumber)