Restrukturisasi Aset Terbengkalai Suriah - Siniang Online

Hot

Post Top Ad

Kamis, 03 Juli 2025

Restrukturisasi Aset Terbengkalai Suriah

Setelah melewati masa-masa sulit akibat konflik berkepanjangan, sektor telekomunikasi Suriah perlahan menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Meski berbagai tantangan masih menghadang, perusahaan-perusahaan utama yang dulu berada di bawah bayang-bayang kekuasaan kini mulai beradaptasi dengan lanskap baru yang terbentuk pasca-pemerintahan transisi.

Di antara perusahaan yang masih bertahan, Syriatel dan MTN Syria menjadi dua nama yang tetap aktif menjalankan layanan telekomunikasi bagi masyarakat. Keduanya mengalami restrukturisasi besar-besaran dalam sistem kepemilikan dan manajemen, namun memilih untuk tetap beroperasi di tengah ketidakpastian. Langkah ini dianggap sebagai upaya penting demi menjaga keberlanjutan infrastruktur layanan publik vital di negara itu.

Pemerintahan transisi Ahmad al-Sharaa, yang mengambil alih kekuasaan setelah rezim lama runtuh, memutuskan untuk mempertahankan perusahaan-perusahaan strategis tersebut. Bukan tanpa alasan, mengingat telekomunikasi memegang peran penting dalam stabilisasi keamanan dan penyediaan layanan dasar bagi warga di berbagai kota dan provinsi Suriah.

Salah satu gebrakan terbaru datang dari kerja sama Syriatel dan MTN dengan Kementerian Komunikasi dan Teknologi Suriah. Kedua operator tersebut mengumumkan peluncuran uji coba jaringan generasi kelima atau 5G, sebuah langkah berani di tengah situasi transisi yang masih belum sepenuhnya stabil.

Uji coba 5G ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang pemerintah transisi untuk mengembangkan sektor telekomunikasi nasional agar mampu bersaing dengan standar regional. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi percepatan transformasi digital di berbagai sektor layanan publik dan swasta.

Dalam pernyataan resminya, Syriatel dan MTN menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan layanan telekomunikasi yang maju dan berteknologi tinggi bagi warga Suriah. Kedua perusahaan menyatakan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kecepatan internet, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan meningkatkan kualitas layanan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Menurut penjelasan perusahaan, uji coba 5G akan dimulai di beberapa lokasi terpilih, kemudian diperluas secara bertahap sesuai hasil evaluasi dan kebutuhan pasar lokal. Targetnya adalah menjangkau kawasan-kawasan padat penduduk, pusat bisnis, serta area layanan kesehatan dan pendidikan terlebih dahulu.

Teknologi 5G diyakini mampu menyediakan kecepatan internet ultra-cepat yang akan memberi manfaat besar bagi berbagai sektor, mulai dari bisnis, pendidikan, layanan medis hingga hiburan. Selain itu, jaringan baru ini juga akan meningkatkan kapasitas sistem untuk menampung lebih banyak pengguna tanpa mengurangi kualitas layanan.

Di balik keberhasilan uji coba tersebut, terdapat kisah restrukturisasi panjang yang dialami perusahaan-perusahaan telekomunikasi Suriah. Setelah rezim sebelumnya runtuh, sejumlah aset dan operasional perusahaan mengalami kekosongan manajemen. Beberapa perusahaan bahkan harus berhenti beroperasi sementara sebelum kembali beraktivitas di bawah pengawasan administrasi baru.

Administrasi transisi memutuskan untuk mempertahankan infrastruktur dan karyawan yang ada, seraya melakukan penyesuaian kepemilikan dan manajemen melalui jalur hukum. Aset-aset yang dulunya dikuasai oleh jaringan bisnis tertentu kini diambil alih negara, lalu sebagian dioperasikan lewat perusahaan-perusahaan baru yang didirikan secara terbuka di bawah ketentuan hukum pemerintahan transisi.

Langkah ini ditempuh untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada infrastruktur komunikasi dan menjamin kelangsungan layanan bagi masyarakat. Berkat kebijakan ini, perusahaan-perusahaan seperti Syriatel dan MTN tetap bisa melanjutkan layanan telekomunikasi, meski dengan wajah manajemen baru.

Sejumlah perusahaan pendukung yang sebelumnya memasok peralatan dan jasa teknis telekomunikasi juga mengalami restrukturisasi. Beberapa di antaranya diubah namanya, sementara aset dan kontrak tetap dipertahankan agar roda perekonomian tetap bergerak.

Kini, perusahaan-perusahaan yang dulunya berada dalam orbit kekuasaan politik lama mulai menjalani era baru. Meski sebagian masih dalam tahap transisi hukum, operasional mereka tetap berjalan demi menjaga stabilitas layanan publik dan mendukung program-program digitalisasi yang diusung pemerintah transisi.

Kehadiran teknologi 5G di Suriah menjadi sinyal positif bagi pemulihan ekonomi dan sosial. Dengan kecepatan internet yang jauh lebih tinggi, masyarakat Suriah diharapkan bisa mengakses layanan daring dengan lebih baik, termasuk layanan pendidikan jarak jauh, konsultasi medis online, dan aktivitas bisnis digital.

Selain itu, uji coba 5G ini juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi lokal untuk terlibat dalam proyek modernisasi infrastruktur nasional. Kolaborasi dengan operator besar seperti Syriatel dan MTN diyakini dapat menciptakan lapangan kerja baru serta mempercepat pertumbuhan industri digital Suriah.

Sejumlah pengamat menilai, keberanian melanjutkan proyek-proyek teknologi canggih di tengah masa transisi merupakan bentuk ketahanan ekonomi Suriah. Meskipun sisa-sisa konflik masih ada di beberapa wilayah, sektor telekomunikasi terus bergerak maju demi memenuhi kebutuhan warga yang kian meningkat terhadap layanan berbasis teknologi.

Langkah pemerintah transisi mempertahankan perusahaan-perusahaan vital dinilai sebagai keputusan bijak, karena sektor ini memiliki peran strategis dalam keamanan nasional, layanan publik, dan pemulihan ekonomi. Dengan dukungan penuh dari administrasi baru, diharapkan sektor ini bisa menjadi motor pemulihan Suriah ke depan.

Uji coba jaringan 5G di Suriah kini menjadi perbincangan di kawasan. Sejumlah negara mitra di Timur Tengah dan Rusia dikabarkan menawarkan dukungan teknis dan investasi untuk pengembangan lebih lanjut. Pemerintah transisi menyatakan terbuka terhadap kolaborasi internasional sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.

Pihak Kementerian Komunikasi dan Teknologi menyebutkan bahwa target jangka menengahnya adalah menghadirkan jaringan 5G komersial secara nasional dalam lima tahun ke depan. Proyek ini diharapkan dapat menjadi simbol era baru telekomunikasi Suriah yang lebih terbuka, modern, dan profesional.

Dengan segala dinamika yang menyertai, Suriah hari ini mencoba membuktikan bahwa di tengah situasi sulit, peluang perbaikan tetap terbuka. Perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang dulunya penuh kontroversi kini perlahan berbenah dan berusaha menjadi bagian dari perubahan positif bagi masyarakat.

Ringkasan dengan catatan, bahwa skema ini terjadi karena sanksi ekonomi untuk Suriah sempat lama tak dicabut. Beberapa hari yang lalu, sanksi untuk Suriah sudah dicabut AS dan Eropa. Perusahaan AS dan Eropa serta negara Teluk sudah mulai masuk ke pasar Suriah.

Berikut skema alur kepemilikan dan kontrol perusahaan telekomunikasi Suriah sebelum dan sesudah pemerintahan transisi Ahmad al-Sharaa:


📊 Skema Kepemilikan Perusahaan Telekomunikasi Suriah

📌 Sebelum Kejatuhan Assad

➡️ Istana Kepresidenan Bashar al-Assad
├── Rami MakhloufPemilik Syriatel (sebelum 2019)
├── Yassar Ibrahim & Mansour AzzamKonsultan ekonomi rezim
└── Ahmad Khalil (Al-Group)
         ├── Al-Burj for Investment
         ├── Al-Burj Al-Dhahabi
         ├── Opal Planet
         └── Space Tel

➡️ MTN Syria
├── MTN Group (Afrika Selatan, sampai 2021)
└── Tele Invest Ltd (pasca 2021)Broker kroni Assad (Hassan Ibrahim)

➡️ WafaTel
└── Yassar IbrahimTerkait Garda Revolusi Iran, pemasok Portel Rusia


📌 Saat Kejatuhan & Transisi

  • Assad & kroni kabur
  • Aset fisik tetap di Suriah
  • Karyawan tinggalkan kantor sementara
  • Administrasi Ahmad al-Sharaa ambil alih birokrasi & aset nonformal

📌 Setelah Pemerintahan Transisi Ahmad al-Sharaa

➡️ Syriatel & MTN Syria
└── Masih beroperasi, aset di Suriah dikelola manajemen lama dengan pengawasan pemerintahan baru

➡️ Perusahaan-perusahaan pendukung lama (Al-Burj, Opal, dll)
└── Diubah nama & akta kepemilikan menjadi:
         → Al-Mujtahid for Technical Services

➡️ WafaTel
└── Fasad kantor kosong, operasional mati

➡️ Kroni lama (Hamsho, dll)
└── Mulai negosiasi ulang dengan administrasi baru

➡️ Bank Sentral Suriah
└── Bekukan sebagian rekening lama, belum nasionalisasi penuh


📌 Catatan Penting

  • Jejaring bisnis lama tetap eksis di balik nama baru
  • Administrasi baru belum membongkar total kepemilikan bisnis lama
  • Sebagian pendapatan perusahaan digunakan membiayai instansi vital
  • Proses hukum dan audit akuntabilitas masih mandek


Tidak ada komentar:

Posting Komentar